Molase pada Bayi Adalah: Berikut Ulasan Lengkapnya

Apa Itu Molase Pada Bayi

Molase pada bayi adalah perubahan bentuk kepala sebagai akibat penumpukan tulang tengkorak yang saling overlapping satu sama lain karena belum menyatu dengan kokoh .   Molase (Molding) melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan merupakan hasil dari tekanan yang dikenakan atas kepala janin oleh struktur jalan lahir ibu. Sampai batas-batas tertentu, molase akan memungkinkan diameter yang lebih besar bisa menjadi lebih kecil dan dengan demikian bisa sesuai melalui panggul ibu.

Molase pada bayi adalah ( penyusupan ) adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan bagian atas panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup / tumpang tindih menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul ( Chepalo Pelvic Disproportion ) CPD. Kepala bayi merupakan bagian terbesar dari bayi yang normalnya letaknya di bawah saat proses persalinan untuk membuka jalan lahir. Proses persalinan per vagina dapat menimbulkan trauma pada kepala bayi berupa berikut:

  • Molase kepala bayi (bagian sutura tulang tengkorak yang menumpuk). Merupakan kompensasi tulang tengkorak kepala bayi terhadap tekanan untuk dapat melewati jalan lahir. Tulang tengkorak bayi belum saling terfiksasi sehingga masih meregang hingga usia tertentu untuk memungkinkan perkembangan otak bayi. Molase kepala bayi tidak menimbulkan gangguan perkembangan otak dan akan menghilang dengan sendirinya.
  • Caput succedaneum. Bengkak pada kepala bayi sehingga kepala tampak panjul atau membenjol di bagian tertentu. Biasanya terbentuk pada persalinan dengan durasi yang lama atau jika bayi dilahirkan menggunakan alat bantu, misalnya vakum. Caput succedaneum akan menghilang spontan setelah beberapa hari.
  • Cephalhematoma. Trauma persalinan dapat menimbulkan perdarahan di bawah periosteoum. Menghilang setelah beberapa minggu atau bulan. Biasanya tidak membutuhkan tindakan medis. Kondisi ini tidak mengganggu perkembangan otak anak.
  • Perdarahan subgaleal. Perdarahan di atas periosteoum yang luas, bisa menimbulkan kondisi syok akibat jika perdarahan banyak. Bisa timbul akibat penggunaan vakum, forsep, atau gangguan pembekuan darah yang dialami bayi.
  • Perdarahan intrakranial (lebih berat) seperti perdarahan epidural, subarachnoid, subdural,dsb. Bayi-bayi yang lahir dengan perdarahan intrakranial umumnya akan segera menunjukkan gejala klinis berupa letargi (bayi tidak aktif), kejang, henti nafas.

Saat bayi lahir, terhadap bayi akan dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan fisik yang dialami. Setiap kali kunjungan pun akan dilakukan pengukuran antropometri dan evaluasi tumbuh kembang anak. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan otak anak bukan hanya dari trauma kepala saat persalinan, antara lain:

  • Faktor nutrisi dari mulai kehamilan
  • Ada tidaknya paparan zat toksin selama kehamilan
  • Nutrisi dan stimulasi yang didapatkan oleh bayi
  • Ada tidaknya gangguan persalinan seperti asfiksia, infeksi setelah lahir, dan lain sebagainya
Related articles:

Seorang sarjana yang mendedikasikan dirinya di bidang ilmu keperawatan dan kedokteran.