Dalam dunia medis ada banyak istilah yang sulit untuk diucapkan apalagi untuk diingat, terutama bagi masyarakat awam. Meskipun begitu, bukan berarti masyarakat harus tahu semua istilah. Cukup istilah yang memang berhubungan dengan dirinya, salah satunya istilah medis untuk pasien hipoglikemia maupun hiperglikemia yaitu istilah postprandial. Lalu, apa arti postprandial dalam kesehatan? Berikut informasinya.
Daftar isi:
Arti Postprandial dalam Kesehatan
Istilah postprandial sangat familiar digunakan untuk pasien hiperglikemia maupun hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi dimana tubuh seseorang memiliki kadar gula dalam darah yang rendah. Sementara hiperglikemia adalah kondisi sebaliknya, yakni kadar gula dalam darah yang tinggi.
Kondisi keduanya identik dialami oleh pasien diabetes, sebab ketika selesai makan pasien cenderung mengalami hiperglikemia. Jika menjalani puasa dan melakukan tes gula darah maka pasien cenderung mengalami hipoglikemia. Maka dalam dunia medis ada prosedur khusus dalam melakukan pengecekan gula darah.
Pengecekan gula darah yang dilakukan dengan puasa biasanya akan diikuti istilah postprandial. Jadi, arti postprandial dalam kesehatan adalah “setelah makan”. Dokter atau tenaga medis memakai istilah ini untuk menyebut kadar gula dalam darah setelah makan. Jika dokter menulis atau menyebut 1 jam pp artinya 1 jam postprandial (setelah makan).
Jika dokter menyebut 2 jam pp maka artinya pengecekan gula darah dilakukan 2 jam setelah pasien makan. Pengecekan gula darah sendiri bisa dilakukan sewaktu-waktu tanpa perlu pasien menjalani puasa. Dalam kondisi ini tidak digunakan istilah postprandial. Namun, jika pengecekan dilakukan dengan pasien puasa dulu maka ada istilah tersebut.
Macam-Macam Tes Gula Darah
Supaya lebih paham lagi mengenai arti postprandial dalam kesehatan, maka perlu dibahas mengenai macam-macam tes gula darah. Mengecek gula darah tidak hanya perlu dilakukan pasien yang sudah terdiagnosa diabetes, melainkan juga orang sehat. Pada orang sehat tujuannya untuk pengecekan rutin, jika ada gejala prediabetes maka bisa segera ditangani.
Sementara bagi pasien diabetes, cek gula darah rutin bahkan sampai 10x dalam sehari diperlukan untuk mengontrol kadarnya. Sebab kadar gula terlalu tinggi bisa berakibat fatal. Pengecekan gula darah kemudian ada prosedur yang ketat, salah satunya berhubungan dengan waktu pengecekan.
Pasien diabetes tidak bisa mengecek gula darah kapan saja, ada aturan yang menyertainya untuk mendapatkan kadar gula darah yang benar-benar akurat. Sebab kadar gula darah sebelum dan sesudah makan berbeda jauh. Maka dalam dunia medis ada beberapa macam tes gula darah. Berikut penjelasannya:
1. Tes Gula Darah Sewaktu (GDS)
Jenis tes gula darah yang pertama adalah Tes Gula Darah Sewaktu (GDS), sesuai namanya tes ini bisa dilakukan sewaktu-waktu alias kapan saja. Sehingga pasien tidak perlu puasa dulu. Tes ini dilakukan untuk mengecek ada tidaknya resiko diabetes setelah muncul gejala. Misalnya sering BAK, haus ekstrim, dan gejala diabetes lainnya.
2. Tes Gula Darah Puasa (GDP)
Kedua adalah Tes Gula Darah Puasa (GDP) yaitu tes kadar gula dalam darah yang didahului dengan puasa selama 8 jam. Tes ini dinilai paling akurat untuk menentukan apakah seseorang masuk fase prediabetes atau sudah terkena diabetes. Prediabetes ditunjukan dengan kadar gula 100 sampai 125 mg/dL, jika lebih maka sudah masuk diabetes.
3. Tes Gula Darah 2 Jam Postprandial (GD2PP)
Tes gula darah berikutnya adalah Tes Gula Darah 2 Jam Postprandial (setelah makan). Yaitu jenis tes gula darah yang mewajibkan pasien puasa selama 12 jam kemudian makan biasa, selang 2 jam berikutnya dilakukan tes gula darah dengan mengambil sampel darah di jari telunjuk. Jika hasil pemeriksaan menunjukan kadar 180 mg/dL maka sudah dikategorikan diabetes.